Mal Karebosi tergenang, salah siapa?

by - 11:59

Selasa malam (04/11), saya berada di salah satu pusat perbelanjaan Makassar Trade Centre (MTC). Cuci mata dan shopping. Tak lama saya berkeliling di MTC, hujan deras mengguyur. Memang, sedari pagi hari, langit Makassar tampak mendung. 1/2 jam lamanya saya berkeliling di sebagian lantai pusat perbelanjaan tersebut, namun tak jua membawa hasil. Barang yang saya cari ternyata tak saya dapatkan di MTC. Pikirku, seandainya hujan tak lagi deras, saya berniat mencarinya di seberang jalan, tepatnya di Mal Karebosi.

Belum niat saya kesampaian, saya mendengar suara riuh para pegawai stand di MTC. Mereka bergerombol menuju ke kaca depan dan pintu gerbang masuk MTC. Apa yang mereka lihat di seberang jalan? Ada apa di Mal Karebosi? Saya pun menuju ke kaca depan MTC dan melihat ratusan orang berlarian ke luar gedung Mal Karebosi. Selintas saya mendengar bahwa Carrefour tergenang air hujan, tingginya nggak tanggung-tanggung, di atas mata kaki. Dari kaca depan, saya bisa melihat genangan air tersebut. Dan dari rekaman video seorang petugas keamanan, terlihat genangan air itu semakin tinggi, hingga sebatas paha orang dewasa. "Seperti kapal Titanic, " candanya.

Para pemilik stand dan pegawainya sibuk berlarian menyelamatkan barang dagangan mereka. Petugas keamanan tampak berjaga-jaga, jangan sampai ada yang nekat mengambil "untung" dari musibah ini. Terlihat, satu-dua remaja yang menangis karena shock. Ada juga yang pingsan (belakangan saya tahu korban kesurupan) dan terpaksa digotong dari seberang jalan ke dalam gedung MTC. Ruas jalan Ahmad Yani sempat macet, tapi tak berlangsung lama.

Bulan puasa lalu, selang beberapa hari peresmian Mal Karebosi, saya sempat berjalan-jalan ke tempat ini. Hanya untuk menjawab rasa penasaran saya. Apa yang mereka bangun di bawah tanah sana, sampai mereka harus "mengeruk" sejarah Karebosi. Stand-stand berjejer, seperti di MTC, PTC (Panakukang Trade Centre), ataupun di GTC (Global Trade Centre). Terlihat masih banyak yang kosong. Carrefour terlihat sekitar 3 meter dari pintu masuk. Mungkin, lebih besar dan lengkap dari Carrefour Panakukkang. Tapi, saya tidak cukup bangga dengan ini semua. Malah, dalam hati kecil saya miris. Menyia-yiakan sejarah untuk komersialisasi semacam ini.

Apalah daya, nasi sudah menjadi bubur. Kini, muncul masalah baru. Salah siapa, hujan deras yang hanya sebentar itu bisa membuat Mal Karebosi tergenang? Kontraktor dan pengelola mal, pencetus ide revitalisasi Karebosi, atau ini tak lain ulah arwah 7 makam yang terganggu keberadaannya di Karebosi? Yang pasti, itu bukan kapasitas saya untuk menganalisa siapa, bagaimana dan kenapa hal ini bisa terjadi? Kita tunggu mereka bicara…

You May Also Like

0 ur comment's