Tsunami kecil di Situ Gintung
Indonesia kembali dilanda bencana. Setelah tsunami melanda Aceh dan sekitarnya 2006 silam, kini daerah Tangerang yang kembali berduka. Jumat dini hari (27/03), Tanggul Situ Gintung jebol, sehingga air bah menerjang rumah warga di sekitar tanggul ini. Data terakhir, musibah ini menelan 92 korban tewas, dan ratusan lainnya belum ditemukan. Air bah yang datang, layaknya tsunami. Cepat, deras, dan tak terduga datangnya, seperti yang diceritakan para korban. Apalagi, saat tsunami ini datang di saat warga masih tertidur lelap. Sebenarnya, jebolnya tanggul ini sudah diperkirakan oleh sebagian warga dari jam 10 malam. Kemudian, mereka memperingatkan warga yang dekat dengan tanggul untuk mengungsi.Namun, peringatan itu tidak sampai ke warga yang tinggalnya agak jauh dari tanggul Situ Gintung. Selain faktor alam,human error pun tak lepas dari musibah ini. Hujan yang deras dan kurangnya perawatan tanggul Situ Gintung, diperkirakan menjadi penyebab jebolnya tanggul ini. Walaupun sudah beberapa kali direnovasi, namun faktor usia tak bisa dihiraukan. Tanggul Situ gintung ini pertama kali dibuat pada tahun 1933. Padahal, menurut beberapa ahli, usia yang layak untuk sebuah tanggul sekitar 50 tahun. Human error juga mungkin terjadi karena adanya pembangunan tempat wisata yang kebablasan. Melihat dulunya kawasan Situ Gintung adalah daerah konservasi alam. Mungkin saja, ada beberapa pihak yang membangun di kawasan tersebut, tanpa memperhitungkan nilai konservasinya. Dimana,sejak digunakan sebagai tempat wisata, danau Situ Gintung mengalami penyempitan, dulunya 28 hektar, namun kini hanya 21 hektar. Sebenarnya, tidak pantas dalam duka seperti ini untuk saling menyalahkan. Cuma, perlu ketanggapan dan keseriusan pihak yang merasa berkewajiban, seperti pemerintah dan departemen terkait, dalam hal ini departemen Pekerjaan Umum. Mungkin saja relokasi dana oleh pemerintah untuk perenovasian tanggul ini dirasa kurang, sehingga pengerjaannya pun tidak maksimal. Supaya kejadian seperti ini tak terulang, semoga pemerintah di kota-kota lain, seperti Makassar misalnya, untuk kembali mengecek konstruksi bangunan serupa, Bendungan Bili-bili, salah satunya. Musibah ini bukan hanya milik Tangerang, namun juga dirasakan di seluruh Indonesia. Semoga korban yang tewas, diterima di sisiNya, dan keluarga yang ditinggalkan bisa mendapat ketabahan. Semoga pemerintah pun bisa segera melenyapkan trauma mereka dengan segera membangun tanggul Situ Gintung yang jebol dan membangun kembali rumah-rumah mereka.
1 ur comment's
Yah memang orang orang kita tug begitu, BATU kepalanya, dah dibilangin jagn ngbangun rmh dstu ah malah ttep ngbangun, lagian jua aparat dan pemda setempat nyang juga tidak tegas
ReplyDelete