
Kata nenek saya, jangan duduk di depan pintu, nanti jodohnya kehalang. Atau jangan membuang nasi kalo sudah kenyang, nanti rejekinya lewat.
Pamali, ada yang hanya menganggapnya cuma mitos semata. Namun, bagi saya, larangan nenek saya bukan tak ada alasannya. Coba kita lihat dari segi logika, duduk depan pintu, bisa saja menghalangi orang lewat, dan sapatau dia jodohmu. Atau membuang sisa nasi bila sudah kenyang, bila dilihat dari hukum Islam, artinya bisa saja membuang-buang rejeki.
Ada juga lho pamali’ yang menjurus ke syirik. Contohnya, pamali’ berfoto bertiga katanya yang di tengah cepat meninggal. Lah, persoalan hidup mati ada di tangan Yang Di Atas. So, percaya pamali’ sah-sah saja, selama tidak melanggar aturan agama.
Di Adat Bugis, ada juga pamali yang melarang dua saudara kandung menikah dalam satu tahun, nih artinya apa ya?
pic dari sini http://radityadika.com/wp-content/uploads/2009/01/di-depan-pintu.jpg